Bali, 7 September 2023 - PT Bank Jago Tbk berkomitmen untuk mendorong sekaligus memperluas kemitraan strategis dalam ekosistem digital nasional. Salah satunya dengan memperkuat kolaborasi dan mengoptimalkan jaringan layanan keuangan GoTo Financial yang terus bertumbuh.
“Kami percaya ke depan akan lebih baik lagi kolaborasi Jago dan GoTo Financial yang dapat meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia,” ujar Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam forum diskusi dengan media di Hotel Aryaduta, Bali (7/9/2023).
Menurut Arief, GoTo Group merupakan salah satu partner strategis yang berkontribusi cukup signifikan terhadap kinerja Bank Jago, baik dari sisi akuisisi nasabah maupun penyaluran pembiayaan.
“Sejauh ini Jago telah melayani 8,3 juta nasabah, termasuk 6,7 juta pengguna Aplikasi Jago dan Jago Syariah. Dari total 6,7 juta nasabah funding tersebut, sekitar 35 persennya berasal dari platform GoTo,” ungkap Arief.
Dengan meluncurnya Aplikasi Gopay, Arief meyakini akan semakin terbuka peluang kolaborasi dan semakin besar kontribusi GoTo dalam mendorong pertumbuhan Jago. “Terutama dalam meningkatkan akuisisi nasabah, pertumbuhan simpanan, dan partnership lending,” tuturnya.
Sejalan dengan itu, Jago dan GoTo Financial tengah merancang produk keuangan terbaru yang akan menyasar semua kalangan, khususnya kelompok masyarakat yang selama ini belum mendapatkan akses layanan keuangan formal dan perbankan.
“Kami yakin kolaborasi Jago dengan GoTo, khususnya dan GoTo Financial akan semakin kuat dan saling menguntungkan. Kami optimistis sekali dengan perkembangan ini dan kedepannya (produk kolaborasi) yang sudah baik akan menjadi lebih baik lagi,” tutur Arief.
Komitmen Jago tersebut mendapat respons positif dari Direktur GoTo sekaligus Presiden GoTo Financial Hans Patuwo. Menurut Hans, strategi penguatan kolaborasi Jago sejalan dengan aspirasi GoTo sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia, dalam mendorong inovasi teknologi yang memberikan kemudahan bagi masyarakat.
Dia berharap produk kolaborasi terbaru dengan Bank Jago nantinya bisa menjadi pintu masuk masyarakat untuk mengakses layanan finansial GoTo yang lebih lengkap.
“Sinergi dan kolaborasi dengan Jago sudah dimulai sejak beberapa tahun sebelumnya dan selama ini kita selalu berjalan bersama. Jadi kita akan tetap berkolaborasi dengan Bank Jago yang sifatnya saling melengkapi,” jelas Hans.
Hans menganggap GoTo Financial bukan Fintech atau perusahaan finansial yang didukung oleh teknologi, melainkan Techfin atau perusahaan teknologi yang bergerak di bidang jasa keuangan dengan layanan yang terbatas. Baik Fintech maupun Techfin sangat berbeda dengan bank, yang punya lisensi penuh untuk menyelenggarakan layanan keuangan dan perbankan secara komplit.
“Sebagai techfin kami tidak akan menjadi bank karena salah satu alasannya kami sudah berkolaborasi dengan Jago, bank yang memang mendapatkan izin untuk menghimpun dan menyalurkan simpanan nasabah.
Direktur Bank Jago Sonny Christian Joseph mengungkapkan, sejauh ini kinerja Bank Jago cukup konsisten bertumbuh secara sehat dan berkualitas. Hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah nasabah, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), dan penyaluran kredit di kuartal II-2023.
Dia optimistis jumlah kredit yang disalurkan Jago melalui kemitraan di ekosistem digital akan terus bertumbuh. Terutama dengan akan meluncurnya produk kolaborasi baru kolaborasi Jago dan GoTo Financial, yang diyakini akan meningkatkan pelung pengajuan kredit di ekosistem digital GoTo.
“Kalau 35 persen nasabah Jago datang dari GoTo, mungkin akhir tahun kami akan mendapatkan jumlah pinjaman signifikan yang datangnya dari GoTo,” yakin Sonny.
Penyaluran kredit dan pembiayaan syariah Jago per kuartal II-2023 tumbuh 54% menjadi Rp11,2 triliun, yang diikuti oleh pertumbuhan DPK sebesar 65% menjadi Rp10,1 triliun. Kedua layanan utama perbankan tersebut dioptimalkan Bank Jago melalui kemitraan dalam ekosistem digital, yang sejauh ini telah melayani lebih dari 8,3 juta nasabah, termasuk 6,7 juta nasabah funding pengguna Aplikasi Jago dan Jago Syariah.
Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam menilai model bisnis Jago sebagai bank berbasis teknologi yang mendorong kolaborasi dalam ekosistem digital, terutama dengan GoTo, merupakan terobosan layanan perbankan yang tepat dan visioner. Strategi kemitraan strategis ini sangat prospektif meskipun untuk mencapai puncak kesuksesan butuh waktu dan proses yang tidak singkat.
“Persaingan bank konvensional sudah selesai dan sebenarnya kita tahu siapa pemenangnya. Tapi race perbankan digital ini baru saja dimulai dan Bank Jago menurut saya sudah curi start karena menjadi yang pertama membangun ekosistem digital,”ujar Piter.
Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Bank Jago Anika Faisal menambahkan, Jago sejak berdiri selalu mengedepankan keunikan sebagai bank berlisensi penuh yang dibangun dengan menggabungkan cara-cara digital dengan fundamental keuangan yang kuat. Untuk itu, Jago selalu berpaya mengelola keuangan dan permodalan secara sehat, serta memiliki manajemen risiko, kepatuhan, dan tata kelola yang baik.
Dalam rangkaian FGD Bank Jago dengan senior editor media nasional–yang turut mengundang goTo Finansial dan Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah Redjalam, acara dilanjutkan dengan bersepeda bersama melintasi perkampungan, pura-pura, dan persawahan di Ubud, Bali.