Tangerang Selatan, 30 Agustus 2024 - Untuk membantu generasi muda merancang tujuan dan memilih jalur karir yang tepat, PT Bank Jago Tbk memperkenalkan program pembelajaran mandiri Jago Digital Academy (JDA) ratusan anak muda peserta Local Project AIESEC Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
“JDA merupakan wadah kolaboratif bagi para talenta di bidang teknologi (tech-talents) dalam mengakselerasi pengetahuan dan kompetensi digitalnya secara mandiri. Melalui program ini diharapkan muncul talenta-talenta unggul di bidang teknologi dan perbankan digital yang siap terjun di dunia kerja yang semakin kompetitif,” ujar People Partner Lead Bank Jago Riski Jaka Lalana ketika menutup acara Local Project AIESEC UIN Syarif Hidayatullah di Padepokan Aswaja, Ciputat, Tangerang Selatan, Jumat (30/08/2024).
Menurut Riski, industri perbankan Indonesia mengalami transformasi luar biasa dalam beberapa tahun terakhir sejalan dengan pertumbuhan pesat kelas menengah dan ekosistem digital nasional. Situasi ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi bank-bank berbasis teknologi, tak hanya dalam melakukan inovasi layanan tetapi juga memastikan ketersediaan talenta digital yang semakin dibutuhkan.
“Pengalaman kami di Bank Jago, tidak mudah mencari talenta digital di Indonesia. Ada kesenjangan skill antara SDM yang dihasilkan kampus dengan talenta digital yang kami dan pelaku industri butuhkan. Tantangan inilah yang coba kami jawab melalui JDA,” ungkap Riski.
Dalam mengembangkan program JDA, Bank Jago bekerjasama dengan partner-partner strategis, termasuk dengan perguruan tinggi. JDA saat ini telah mengembangkan program pembelajaran yang mandiri untuk 50 bidang studi, yang terbagi ke dalam lebih dari 200 modul pembelajaran dan berfokus pada tiga tiga jalur kemampuan teknis: Product Management, Engineering, dan Data Science.
Dalam kesempatan tersebut, Riski juga memperkenalkan tujuan dan nilai-nilai positif yang idealnya dimiliki oleh setiap talenta digital, khususnya jika ingin menjadi karyawan Bank Jago.
“Yakni, selalu berupaya mencari solusi digital yang dapat melayani segala kebutuhan hidup manusia (life-centricity), semangat untuk bertumbuh dan memperbaiki diri (purposeful growth), berani untuk menantang normativitas dan menciptakan solusi-solusi yang kreatif (fearless creativity), dan cepat beradaptasi dengan perubahan serta tepat dalam mengambil keputusan (empowered agility),” paparnya.
Tidak lupa, Riski juga mengajak para mahasiswa peserta Local Project AIESEC UIN Syarif Hidayatullah untuk memahami hal yang disukai dan keterampilan yang dikuasai sebagai bekal memilih jalur karir dan menapaki kesuksesan. Menurutnya, proses ini memerlukan refleksi mendalam dan penilaian diri yang jujur agar setiap individu dapat menemukan peran yang sesuai dengan kekuatan dan passion.
“Banyak anak muda, termasuk anak saya sendiri, tidak tahu apa tujuan yang ingin dicapai ketika memilih jurusan kampus dan pekerjaan. Idealnya, tentukan dulu tujuan kita mau jadi apa, baru kemudian menentukan bidang studi dan yang lainnya,” tutur Riski.