Tangerang Selatan, 5 Agustus 2024 - PT Bank Jago Tbk berkolaborasi dengan organisasi kepemudaan internasional AIESEC mengumpulkan ratusan pemuda di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk membahas tantangan kepemimpinan global dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, salah satunya soal pengelolaan keuangan. Diskusi ini menjadi bagian dari acara Local Project yang diselenggarakan AIESEC UIN Syarif Hidayatullah pada 5-30 Agustus 2024.
Dalam pembukaan acara, Consumer Business Community Manager Bank Jago Edo Velandika mengungkapkan bahwa sebagian besar permasalahan keuangan kaum muda muncul dari perilaku konsumtif yang tidak diimbangi dengan pengelolaan keuangan yang sehat. “Untuk itu generasi muda harus melek keuangan dan belajar mengelola keuangan yang baik. Bisa diawali dengan introspeksi gaya hidup, lalu menabung atau membuat pos-pos anggaran berdasarkan skala prioritas, dan terakhir mulailah investasi sejak dini,” tutur Dika.
Pada kesempatan tersebut Dika mengemukakan konsep dasar pengelolaan keuangan 3F: fix, fun, and future, yang merujuk pada tiga kriteria anggaran yang harus dipahami dalam membuat perencanaan keuangan. Fix berarti memisahkan pengeluaran yang bersifat pasti atau fixed cost, seperti biaya makan, cicilan atau sewa tempat tinggal, dan pengeluaran lain yang bersifat wajib. Ini biasanya sekitar 50% dari total penghasilan bulanan.
Lalu, fun yang merupakan alokasi dana untuk kegiatan bersenang-senang, seperti nonton film atau konser musik, hobi, olahraga, maupun liburan atau traveling. “Anggaran ini kalau dikeluarkan bisa bikin senang, tetapi kalaupun tidak ya tidak apa-apa juga. Untuk fun budget ini usahakan tidak lebih dari 30% dari total penghasilan,” anjur Dika.
Terakhir adalah future, yaitu alokasi dana yang dipersiapkan sejak dini untuk memenuhi kebutuhan yang tak terduga dan sesuatu yang bersifat jangka panjang atau untuk masa depan. Misalnya, dana darurat, dana pensiun, atau biaya untuk melanjutkan pendidikan. Anggaran future setidaknya memiliki alokasi 20% dari total penghasilan.
Menurut Dika, yang terpenting dalam pengelolaan keuangan bukanlah seberapa besar nominal yang ingin dicapai tetapi lebih kepada membangun kebiasaan finansial yang baik. Untuk itu kita perlu menetapkan target-target keuangan pribadi secara cermat dan realistis, merinci dan mengkalkulasi anggaran yang sifatnya pasti atau rutin, serta membuat alokasi anggaran berdasarkan skala prioritas dan tujuan jangka panjang.
Ia melanjutkan bahwa sekarang banyak aplikasi atau metode yang memudahkan untuk memisah-misahkan anggaran. Salah satunya adalah menggunakan Aplikasi Jago dengan fitur Kantong di dalamnya. Pengguna Aplikasi Jago dapat memisahkan uang ke dalam pos-pos yang berbeda sesuai kebutuhan dan keinginan hingga 60 kantong, yang memiliki nomor rekening yang berbeda untuk setiap kantongnya.
Jika penghasilan bulanan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan, Dika merekomendasikan untuk mencari sumber penghasilan lain, seperti pekerjaan sampingan atau memulai bisnis. Kemudian jika penghasilan bulanan sudah lebih dari cukup, mulailah berinvestasi sejak dini dan mulailah dari jumlah yang kecil dengan konsisten dan teratur.
“Pelajari dulu dasar-dasar investasi biar tidak cuma ikut-ikutan atau FOMO (fear of missing out). Kalau ada yang pompom atau menjanjikan keuntungan yang tidak masuk akal, besar kemungkinan itu investasi bodong,” ingat Dika.
Sebagai bank berbasis teknologi, Bank Jago mengembangkan Aplikasi Jago agar dapat tertanam di berbagai ekosistem digital agar mempermudah nasabah untuk menjalani kehidupannya, termasuk melakukan pengelolaan keuangan dan investasi. Dalam mendukung investasi, Bank Jago berkolaborasi dengan platform investasi online Bibit dan Stockbit agar pengguna Aplikasi Jago dapat berinvestasi secara mudah dan seamless.
“Setiap orang punya masalah, kebutuhan hidup masing-masing, serta punya cara sendiri untuk mengatur keuangan. Itulah alasan Aplikasi Jago dirancang agar nasabah bisa fleksibel mendesain solusi keuangannya sendiri,” papar Dika.
Daffa Putra Rabbani, Local Committee Vice President of Local Project AIESEC UIN Syarif Hidayatullah, mengapresiasi kepedulian Bank Jago terhadap berbagai tantangan kepemimpinan anak muda, termasuk masalah keuangan. “Kami berharap dengan dukungan Bank Jago, Local Project AIESEC UIN Syarif Hidayatullah dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran generasi muda untuk menciptakan dampak positif di masyarakat melalui pengelolaan keuangan yang lebih baik,” ujarnya.
AIESEC UIN Syarif Hidayatullah sebagai bagian dari AIESEC Indonesia dan Global menyelenggarakan Local Project, agenda tahunan pengembangan kepemimpinan generasi muda melalui tiga program yang terkait dengan pengembangan wirausaha muda (Global Youthpreneur), edukasi dan literasi (Bright Future), serta kesehatan mental (Global Healer). Tahun ini Local Project AIESEC UIN Syarif Hidayatullah diikuti oleh 120 peserta yang didominasi oleh generasi Z. Mereka akan mendapatkan pelatihan kepemimpinan pada 5-30 Agustus 2024.
AIESEC adalah organisasi kepemudaan internasional terbesar di dunia yang anggotanya tersebar di lebih dari 110 negara, termasuk Indonesia. Organisasi nirlaba independen ini terbentuk pada 1984 sebagai wadah kaum muda untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi kepemimpinan mereka melalui program-program yang mendukung Sustainable Development Goals (SDG).