Jakarta, 11 Juni 2024 - PT Bank Jago Tbk bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan media InvestorTrust menyelenggarakan kelas literasi keuangan dan investasi di Universitas Bina Nusantara, Selasa (11/06/24), sebagai bentuk komitmen bersama dalam membangun budaya cerdas kelola keuangan sejak dini.
Acara yang dihadiri oleh puluhan mahasiswa dari berbagai jurusan bidang studi tersebut menghadirkan Kepala Eksekutif OJK Bidang Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi dan Value Proposition Manager Bank Jago Muhammad Pandu.
Pada sesi tersebut, Frederica mengaku prihatin dengan fenomena global yang memicu anak-anak muda memaksakan gaya hidup yang sejatinya tidak sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan, antara lain rasa takut takut ketinggalan zaman atau FOMO (fear of missing out), mengutamakan kesenangan karena menganggap hidup hanya sekali atau YOLO (you only live once), dan takut terhadap penilaian orang lain atau FOPO (fear of other people opinion).
“Fenomena tersebut juga diikuti dengan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan mengelola keuangan secara bijak dan benar sejak dini sehingga menjadi penyebab banyaknya anak-anak muda terjun ke investasi ilegal atau bodong. Itulah mengapa OJK mengajak semua pihak, khususnya pelaku jasa keuangan dan institusi pendidikan, untuk secara aktif terlibat dalam meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Indonesia,” terangnya.
Selaras dengan hal itu, Value Proposition Manager Bank Jago Muhammad Pandu memberikan pembekalan terkait literasi keuangan serta mengajak mahasiswa untuk berani jujur membicarakan berbagai permasalahan keuangannya.
Pandu menilai, terdapat empat level kedewasaan finansial manusia yang diukur berdasarkan fokus keuangannya. Level pertama adalah financial security, yakni aman secara finansial untuk membiayai kebutuhan dasar pribadi, seperti untuk makan, bayar sewa hunian, atau bayar listrik dan telepon.
Level kedua adalah financial resilience, yakni memiliki ketahanan keuangan yang lebih baik karena penghasilannya tak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga tersedia dana siaga ketika menghadapi kejadian tak terduga.
“Level berikutnya adalah financial control atau memiliki kendali finansial. Punya penghasilan sendiri sehingga tidak lagi bergantung pada orang lain. Biasanya, mulai punya tabungan jangka panjang,” jelas Pandu.
Level terakhir adalah financial freedom atau memiliki kebebasan secara finansial. “Pada level ini umumnya masalah finansial sudah teratasi, punya dana pensiun dan dapat membahagiakan orang sekitar,” paparnya.
“Karena itu, kepedulian terhadap berbagai persoalan keuangan masyarakat Indonesia menjadi dasar lahirnya Bank Jago sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem digital Indonesia,” ujar Pandu.
Menurutnya, setiap orang punya masalah dan kebutuhan hidup masing-masing serta punya caranya sendiri untuk mengatur keuangan. Itulah kenapa Aplikasi Jago dirancang agar nasabah bisa fleksibel mendesain solusi keuangannya sendiri secara mudah dan seamless, karena terhubung dengan kekuatan ekosistem digital, seperti Gopay, Gojek, Tokopedia, serta Bibit dan Stockbit untuk investasi.
“Melalui fitur-fitur unik di Aplikasi Jago dan Jago Syariah, layanan dan produk Bank Jago diharapkan bisa menjadi solusi keuangan digital karena dirancang khusus untuk fokus pada kehidupan masyarakat digital,” pungkas Pandu.
